hujan~lagi dan malammalam berjeda panjang


ke manakah hujan berlari sewaktu rintikannya bersembunyi di kolongkolong ranjang yang sesak akan debu dan sarang labalaba. aku berbagi cerita pada bantal yang menyusut karena terlalu sering terkena air mata, merapalkan dongengdongeng dan sajak sisa mimpi semalam. di luar, derapderap sepatu dekat jalan raya menguarkan bau tanah merah basah yang dikecup hujan sebentar lalu pergi lagi entah ke mana: serupa orang terburuburu dikejar rindu.

aku ingin purapura bertanya padamu tentang cuaca atau mendung atau hujan atau gerimis hanya agar bisa mengingatkanmu untuk tidak lupa membawa payung. sepasang lengan jaket memelukku yang gigil di dekat jendela, mengingatkanku pada jaket hitam yang kupakai sewaktu masih ada bau tubuhmu. itu kapan? sekarang tubuh kita sedang entah di mana, memeluk kesendiriannya masingmasing*.

cinta adalah sebuah barangkali, ketika malam koyak oleh lariklarik kata yang tak pernah cukup untuk berharap menjadi sajak. sajak adalah barangkali, ketika kau yang menjadi baitbait membayang seperti ketika kau lewat di tempat gelap dengan satusatunya lampu redup dan meremang. aku ingin tahu seperti biasa kalau aku bertanya kau makan apa, tapi ada kalanya sepeluk erat kau pada katakata, aku turut diam dan menunggu barangkali ada yang mau kau beritakan: “aku bosan pada celotehmu,” misalnya.

kemudian malam terlelap lagi, menuruti ritme yang sama setiap masa: membiarkan matahari terbit di sisi lainnya ketika di sini ia hilang sebentar digantikan matamu yang lebih hening dari segala sunyi. dentingdenting piring berhenti beradu. gelasgelas dikemasi. dunia pejam bersama malam yang merindukan bulan. aku pejam bersama harapan akan pagi yang lain dan sajak lain atau aku yang lain; jika tak mungkin untuk menjadikanmu lain.

semarang, 15 oktober 2012: 20.56’
*dari sajak aan mansyur~sepasang baju penghangat

Comments

Popular Posts