Bukan Penyair
Some words hide others
~William Shakespeare
Saya tidak pernah menyebut
diri sebagai seorang penulis.
Saya hanya seseorang yang
tidak pandai bicara, sehingga saya lebih senang menyampaikan perasaan dan pikiran saya lewat tulisan. Tangan saya selalu gatal ketika melihat pena dan kertas kosong.
Maka saya akan mencorat-coret di sana meskipun itu hanya beberapa nama pemain
bola atau sebaris kalimat yang tidak selesai.
Saya bukan seorang penyair.
Saya hanya seseorang yang
suka pada kata-kata yang selalu berharap untuk bisa menjadi puisi. Kata-kata,
seperti udara, tidak pernah habis meskipun ribuan penyair menulis sejak zaman
dulu kala. Dan bagi saya bermain dengan kata-kata adalah permainan yang paling
menyenangkan, seperti berusaha menemukan mereka dalam permainan petak umpet.
Saya bukan orang yang romantis.
Saya hanya seseorang yang
terlalu melankolis. Barangkali bisa dibilang saya adalah seorang perempuan
dengan dada tiga orang perempuan, sehingga saya juga punya tiga hati perempuan
dalam diri saya. Haha. Ini hanya lelucon saya untuk menyenangkan diri sendiri.
Saat ini saya masih saja
menginginkan hal-hal yang melankolis. Misalnya saja setelah membaca tulisan Aan
Mansyur ini, saya jadi ingin diberi puisi saat ulang tahun, meskipun momen
ulang tahun tidak pernah terlalu istimewa buat saya. Dan sejak dulu saya juga
ingin menulis dan berbalas-balasan surat dengan entah siapa, seperti yang
dilakukan Kak Aan dan Riana. Sungguh sangat manis.
Saya berpikir, hidup ini akan
lebih menyenangkan lagi kalau saya bisa menghabiskan waktu dengan orang macam
Aan Mansyur yang mengatakan bahwa tomat adalah buah yang paling puitis. Tapi kalaupun
saya tidak bisa mewujudkannya, setidaknya saya ingin menemukan orang yang mau
membaca tulisan-tulisan saya sambil tetap tersenyum.
Semarang, 15 Oktober 2012:
09.35’
Comments
Post a Comment