Perjalanan Ababilku (Berhenti Di Sepak Bola)


Kalian pernah nonton Suckseed?
Kalau iya, kalian pasti inget sama tokoh konyol satu ini: Khung.

Kali ini, aku tidak akan membahas film itu. Lalu kenapa aku membawa-bawa Khung? Karena, kadang-kadang aku merasa mirip dengannya. Kalian inget nggak sama scene yang menggambarkan kalau Khung suka gonta-ganti hobi? Mulai dari main yoyo, rollerblade, dance, main kartu (semacam kartu Yu Gi Oh, kayaknya) sampai akhirnya main musik. Yah,,,aku sih nggak separah itu, tapi sejak dulu aku nggak pernah ngefans akut sama sesuatu. Kalau suka sama sesuatu? Sering.
Waktu SMA, aku suka banget sama naruto. Sampai-sampai tempat pensil sama buku pelajaranku pun gambarnya Naruto (udah kelas 2 SMA lho,,,, :p). Tapi setelah Naruto berhenti tayang di TV, ya udah. Aku juga nggak pernah baca komiknya, dan juga bukan pecinta manga Jepang.
Kelas XI SMA, bisa dibilang titik awal aku mengenal sepak bola. Dan waktu itu aku lagi gila-gilanya sama Bambang Pamungkas dan Persija. Sampai kelas XII, kayaknya teman sebangkuku udah bosen banget mendengarkan kicauanku tentang bola. Sayang, aku nggak pernah ikutan klub suporter manapun, soalnya Jakmania Kebumen baru muncul pas aku lagi (pura-puranya) sibuk menghadapi UN. Habis itu? Aku cabut ke Semarang buat mengejar cita-cita (halah...).
Persija: selalu di dada
Selain Persija, Lionel Messi dan Barcelonanya adalah tim favoritku yang lain. Setelah masuk kampus, teman-teman kos dan teman dekatku segera mengenalku sebagai seorang pecinta bola yang maksa banget masang-masang gambar Lionel Messi lengkap sama squad Barca di cover binder yang dipake buat kuliah. Bahkan waktu kuliah semester 1 di lab. Komputer, aku kepergok sama dosenku lagi buka-buka fotonya Bepe di flashdisku. Asli, tengsin banget. Dosennya nglewatin mejaku sambil senyam-senyum.
Awal masuk kos, aku sempet mikir aku bakal jadi K-Popers. Gimana nggak, kalau tiap hari aku kumpul sama orang-orang yang membicarakan biasnya lebih dari ngomongin cowoknya sendiri, tiap hari muter, nyanyi sama nonton video-video Korea, masang-masang poster Korea di kamar, pokoknya tiada hari tanpa nama-nama namja Korea disebut-sebut di kos :p. Buatku, dunia mereka memang menarik seperti yang aku ceritakan di postingankusebelumnya. Saking menariknya, aku bahkan sempat terobsesi supaya bisa menulis ff alias fanfiction yang akhirnya gagal karena nggak memiliki ikatan emosional dengan tokoh-tokohnya (hahaha,,,,,,salut buat Viyun sama Tya).
Di tengah serangan virus K-Pop, aku jadi pengin punya fandom.
Siapa yang sekarang nggak kenal namja-namja cakep ini?


Yup. Suju alias Super Junior. Aku merasa hampir menjadi ELF waktu suka lagu No Other dan sempet dicekoki dengan video-video sama cerita-cerita seputar Suju. Tapi hasilnya: aku tetap nggak berhasil mendapatkan chemistry dengan mereka. Sampai sekarang aja aku belum hafal nama-nama member Suju ^^.
Beberapa waktu kemudian, aku ngrasa hampir suka sama Big Bang dan CN Blue karena lagu-lagunya yang asyik—tentu sama pesona membernya juga :p. Belum selesai sampai di situ, untuk beberapa saat aku tersihir sama keimutannya baro B1A4. Tapi.....tetap saja. Aku berhenti sampai tahap menikmati lagu-lagu mereka (dan pesonanya), tanpa menjadi seorang fans dari Boyband atau Band Korea manapun.
Korean Wave belum berhenti sampai di situ. Sejak dulu aku memang suka nonton drama Korea, tapi kalau sampai terpesona sama aktornya ya cuma sama dua orang ini: Jang Geun Suk (di drama Marry Me Mary, suka banget pas dia nyanyi My Precious) sama Yoon Shi Yoon (di Me Too, Fower). Tapi ya udah, paling-paling aku browsing fotonya, baca-baca biografinya, minta-minta video kalau ada yang punya, terus lupa sendiri.
sukie di Marry Me Mary jadi rocker urakan
Setelah aku sadar aku nggak berbakat jadi seorang K-Popers, aku mulai kena virus lainnya. Masih dari Asia juga, tapi kali ini dari tetangganya Korea: Jepang. Gara-gara seorang teman, aku jadi kenal sama Japan Rocks, tepatnya sebuah band visual kei bernama The GazettE. Mulai deh, aku download mp3nya, videonya, fotonya, baca biografinya, cari translate lagunya, baca info seputar visual kei dan juga nulis fanfictionnya yang nggak selesai sampai detik ini. Budaya Jepang memang menarik. Penggemarnya pun nggak kalah sama fanatiknya sama K-Popers.

GazettE yang mempesona
Tapi.....lagi-lagi aku juga cuma berhenti sampai di situ. Aku nggak pernah berani menyebut diriku sebagai seorang Gazerock.
Sebenarnya virus jepang ini juga udah ditularin sama temen sekamarku yang hobi baca komik Jepang. Aku sih nggak baca komiknya, tapi nonton versi anime atau live actionnya, kayak Ouran Host Club, Kimi  Ni Todoke, Shaman King, Yankee Kun toMegane Chan sama Seigi No Mikata. Aku suka, tapi nggak lantas nyari-nyari komiknya atau cari tahu tentang dunia manga.
Nah.....sekarang, yang terbaru, aku kena virus lagi yang masih ada hubungannya sama Jejepangan: JKT48.

Idol Grup yang membernya pada imut-imut ini (dan mbikin aku jadi ngrasa tua banget) emang lagi booming dan sejak awal aku suka ngliat performnya di tv. Tapi setelah download video-videonya sama merhatiin lirik lagunya, aku baru ngrasa kalau mereka emang unyu banget (nggak cuma orangnya, tapi lagunya juga asyik). Sekarang aku jadi tahu kalau fans mereka (yang kebanyakan cowok) yang suka pada nari-nari sendiri bawa lightstick pas mereka perform ternyata lagi nglakuin yang namanya “wotagei”. Dan akhirnya terjawab sudah rasa penasaranku sama kata-kata yang diteriakin mereka kalo JKT48 lagi nyanyi. Ternyata ada namanya juga: mix. Gokil banget deh, wota idol grup Jepang. Tapi tetap saja...melihat definisi wota yang kurang lebih berarti “orang yang rela mengorbankan apapun demi idola mereka”, kayaknya aku juga nggak akan jadi bagian dari mereka. Aku selalu berhenti pada titik mengagumi dan menyukai. Mencari info seputar mereka juga nggak ada ruginya buat nambah pengetahuan.
Jadi, aku ini fans apa?
Barangkali, kesukaanku yang sebenarnya tetap pada sepak bola :D
Walaupun aku nggak pernah ikut gathering suporter manapun, kadang-kadang nggak update berita bola terbaru, ketiduran waktu mau nonton pertandingan, nggak ngoleksi jersey atau atribut bola, tapi rasanya aku punya chemistry tersendiri sama sepak bola yang nggak aku rasakan dengan Boyband atau band Korea dan Jepang, atau apapun yang lain. Sepak bola selalu terasa menjadi sebuah cinta yang berbeda.
Aku tidak pernah menyebut diriku sebagai fans fanatik. Bahkan aku nggak tahu apa aku cukup pantas disebut sebagai seorang Jakmania atau Barcelonistas. Kalau ukuran fanatik itu kayak temenku yang punya koleksi video idolanya segudang, tahu tentang idolanya sampai hal-hal yang kecil sekalipun, ikut gathering fans, apal lagu-lagunya di luar kepala, sampai mempelajari kosakata bahasa idolanya, jelas aku nggak masuk kategori fanatik (satu-satunya kalimat Spanyol yang aku tahu Cuma Visca Barca!!!!). Tapi apakah mencintai sesuatu harus selalu menjadi fanatik? Aku cinta sepak bola. Aku cinta Persija, Barca, Bepe dan Leo. Dengan caraku sendiri. Dan bagiku itu cukup. Siapa peduli dengan pendapat orang?
Jadi walaupun beberapa namja imut dan mempesona macam Ye Sung Suju, Baro B1A4, Yoon Shi Yoon, Jang Geun Suk, Min Hyuk CN Blue, sampai vokalis rock jepang keren bernama Ruki sempat menyita perhatianku, sejatinya hanya dua orang ini yang paling kusukai: Bambang Pamungkas dan Lionel Messi :D.
Dan tentu saja, posisi sepak bola tidak pernah tergantikan.



Semarang, 29 Agustus 2012: 19.27’

Comments

Popular Posts