Tweet Kecil
Seperti yang kuceritakan sebelumnya, sekarang aku menemukan
kesenangan baru di tempat yang baru: twitter. Yah......katakanlah aku
ketinggalan zaman karena baru mengatakan itu sekarang. Hal yang paling
menyenangkan adalah karena aku bisa berbicara dengan diriku sendiri tanpa ada
yang merecoki. Dan hal yang lebih menyenangkan adalah ketika menemukan tempat di
mana orang-orang itu berada, mereka yang suka merayakan kata-kata. Setidaknya
hal itu menjadi hiburanku sekarang.
Ini beberapa tweet di akun twitterku
@ismipurisa, baik tweetku sendiri atau mentionku ke akun lain.
~aku,
perempuan yang menitipkan kebahagiaan di mata bulan sabitmu
~kenapa
namamu begitu pohon? lihat, ia mengakar dalam sajakku, tak pernah mau lepas
lagi.
~apakah
langit menyimpan pecahan suaramu dengan begitu rapi? dia berbisik
memantulkannya padaku, setip waktu.
~kau
jarum panjang. aku jarum pendek. kita berkejaran, selalu, di atas jam.
~jika
kesedihanmu adalah secangkir kopi tanpa gula, bibirku akan dengan tabah
menghabiskannya.
~apakah
yang lebih puisi dari hujan: matamu, cerlang bintang yang purapura mati di
langit malam.
~pada
sunyi yang seluas halaman, ada rindu terselip di lingir pagar.
~pergilah,
pergilah sejauh-jauhnya, agar kau tahu, aku tempat pulang yang setia menunggu.
~pulanglah,
pulanglah selalu ke kotaku, tempat kesedihan menuliskan riwayat tak
berkesudahan: sebab kau, tak kunjung datang.
~ternyata
kegetiran tidak berlibur di akhir pekan. dia menidurkan dan membangunkanku, hampir
setiap pagi.
~saya
benci sekali. pada ingatan tentang matamu yang menerbitkan rindu dan nyeri
sekaligus di ulu hati.
~ada
bunyi derap sepatu. mengingatkanku akan kepergianmu.
~tidak
usah mengucapkan selamat tinggal. perpisahan juga patut dirayakan.
~tidak
usah berjabat tangan. aku takut lengan puisiku akan memelukmu lebih erat lagi.
~tidak
usah berpamitan. itu hanya untuk orang yang pergi dan akan kembali.
~tidak
usah merasa bersalah. sejak awal aku tahu mencintaimu tidak akan mudah.
~hei,
kamu. apakah melupakanku semudah itu?
~hei,
kamu. jangan lupa katakan padanya, aku pernah mencintaimu.
~bukankah
katamu jodoh tidak akan pernah tertukar? katakan padanya, kemarin aku hanya meminjammu
sebentar.
Comments
Post a Comment