untukmu nona
Semarang, 11 Desember 2012
nona,
kita tidak pernah saling kenal atau bertatap muka, tapi aku
tahu beberapa hal.
kau cantik. berambut hitam panjang. suka olahraga. agak
tomboy. kau tinggi dan anggun kalau memakai gaun.
nona,
kau tidak mengenalku dan barangkali belum pernah sekalipun mendengar
namaku. tapi aku mengenal namamu sejak beberapa waktu yang lalu, lewat
cerita-cerita yang dia tuturkan sambil kami tertawa bersama –itu sudah tertinggal
jauh di belakang.
nona,
tahukah kau bahwa kau telah membuatnya jatuh hati? sesuatu
yang sekarang kuyakini tidak pernah berhasil kulakukan. dia merasa kehilanganmu
ketika itu, dan di dekatnya dia hanya menemukanku. dia bimbang dan tidak mengerti
kemauannya sendiri sampai akhirnya dia menemukanmu kembali.
nona,
sebuah gambar kadang berbicara lebih banyak dibanding
kata-kata atau tulisan. kalian terlihat serasi dengan pakaian berwarna sama:
merah, warna favoritku.
aku tidak menyalahkan siapapun selain diriku sendiri yang
terlalu bodoh dan salah prasangka.
nona,
kita tidak pernah saling kenal atau bertatap muka.
maka mustahil bagiku untuk memahami hatimu, dan aku tidak
pernah meminta kau untuk mengerti perasaanku.
nona,
dia selalu berkata jodoh tidak akan tertukar. kemarin aku
hanya meminjamnya sebentar, menyukai mata bulan sabitnya yang kupikir bisa
menatapku selamanya. tapi tidak, aku tahu mata itu sudah menatapmu sejak lama. bisa
kukatakan kau bodoh kalau tidak merasakannya.
nona,
entah apakah kau juga jatuh hati padanya.
tapi jika dia berkata dia jatuh hati padamu, aku yakin dia
tidak akan pernah melakukan sesuatu yang pernah dia lakukan padaku. dia orang
baik, sebenarnya. aku saja yang kurang baik untuk bisa dia perlakukan dengan baik
juga.
nona,
maaf jika aku berlebihan.
aku memang begini, karena itulah pada akhirnya dia
menyadari, aku tidak pantas membuatnya jatuh hati.
Comments
Post a Comment