Pernikahan: tentang Gaun dan Bunga-Bunga
https://honeybling.files.wordpress.com/2013/02/hb.jpg |
Tapi selalu ada beberapa hal yang membuat
kita berubah.
Semakin lama saya menyadari bahwa ada banyak
hal lain yang memang lebih penting untuk diberi pertimbangan dan pemikiran
dibanding semua keindahan pesta itu. Tentu saja saya masih sama seperti kebanyakan
perempuan. Saya sungguh seorang perempuan yang pasaran dan tipikal kebanyakan itu. Tentu saja saya masih
menyukai keindahan sebuah pesta pernikahan dan gaun-gaun itu. Tentu saja saya
ingin pada hari itu, saya menjadi perempuan paling cantik di dunia. Tapi pada
suatu titik, pada akhirnya saya menghapus semua foto gaun-gaun pengantin di
ponsel saya. Saya berhenti memperhatikan undangan yang semakin banyak saya
terima dari hari ke hari. Saya berhenti memperhatikan foto-foto pernikahan
teman yang banyak tersebar di beranda sosial media. Saya berhenti menginginkan –meskipun
kadang masih membayangkan, sebuah pernikahan yang cantik dengan kehadiran banyak teman dan
senyum kebahagiaan. Saya berhenti menginginkan semua hal itu. Tapi bukan
berarti saya berhenti menginginkan sebuah pernikahan.
Ada banyak hal yang terjadi.
Hal-hal itu membuat saya berpikir lebih
kompleks dan sederhana sekaligus. Saya menginginkan sebuah pernikahan. Hanya pernikahan
itu sendiri. Saya menginginkan sebuah prosesi yang hanya dihadiri oleh keluarga
dan teman-teman dekat. Saya masih akan menjadi perempuan tercantik di dunia
pada hari itu, sekalipun tanpa pelaminan, tanpa gaun cantik, dan tanpa bunga-bunga
yang indah. Saya hanya ingin menikah. Itu saja. Saya akan menyambut seseorang
yang akan menjadi teman hidup saya selanjutnya. Saya akan menjadi perempuan
paling cantik dan paling kuat di dunia untuk dia. Saya hanya ingin bisa
menemaninya dan dia menemani saya, menyambut segala hal yang akan terjadi. Pernikahan
yang saya inginkan hanya terjadi sekali seumur hidup itu akan saya kenang
sebagai sesuatu yang sederhana, tapi memiliki makna yang dalam. Saya tidak
ingin banyak. Sungguh saya hanya minta itu saja: sebuah janji untuk selalu
bersama dalam keadaan apapun.
Barangkali saya tidak akan punya sebuah album
berisi foto-foto indah pernikahan untuk dikenang di suatu masa yang akan
datang. Barangkali akan ada teman-teman yang kecewa karena saya tidak
mengundang mereka datang ke pernikahan saya –tidak ada kata pesta, karena saya memang tidak ingin
membuat sebuah pesta. Barangkali saya akan kehilangan kesempatan untuk menjadi
ratu sehari yang hanya datang sekali seumur hidup. Tapi siapa peduli, jika
tanpa semua itu pun, saya sudah cukup berbahagia?
Yogyakarta, 13 September 2016: 23.44’
*sewaktu memeluk diri sendiri
mba opo bener sampeyan meh nikah wulan iki,,, q diundang yo mba.....
ReplyDeleteHAHAHAH.
Deletejare sapa dek... hoax kui