Kota Itu



Bahkan sampai hari ini, hampir setiap malam, saya masih memimpikan kalian.

Hari itu, 9 Oktober 2014, adalah hari terakhir saya berada di kota itu, kota tempat kita bertemu. Sebuah rumah yang kita tinggali selama 4 tahun adalah tempat yang sudah saya anggap sebagai satu-satunya rumah saya di kota itu. Bagaimana warna cat dindingnya, rak sepatu yang kembali berantakan di ruang depan, kran-kran air yang sering bermasalah, tempat cucian di ruang paling belakang, sebuah tv rusak, dapur luas tempat kita masak bersama, langit-langit di kamar saya yang bernoda rembesan air, lemari penuh coretan, segala benda di dalam rumah itu ditambah halaman dan tentu saja pohon kersen di tepi jalan, saya perhatikan baik-baik. Semuanya terasa begitu akrab, begitu dekat, tapi sebentar kemudian akan menjadi begitu jauh.

Entah kapan saya bisa berkunjung lagi.

Saya cukup menyesal tidak mengabadikan banyak momen yang kita lalui dari awal. Kalaupun sekarang saya harus bercerita, saya tidak punya cukup banyak kata-kata. Bahkan hal-hal paling kecil sekalipun menjadi kenangan yang berharga, semacam candaan sehabis maghrib sembari menunggu makan malam atau obrolan di  pagi hari sebelum ada satu orang pun yang pergi mandi. Begitu pulang, saya sadar saya tidak bisa tertawa sebanyak sewaktu saya tinggal di sana.

Tapi beginilah, waktu.

Kalau berbicara tentang hal-hal yang belum sempat saya lakukan di sana, masih ada beberapa. Saya belum sempat karaoke bersama Lina untuk menyanyikan lagu “Terlatih Patah Hati” atau bersama Rahma untuk menyanyikan lagu-lagu JKT 48. Saya belum sempat berfoto di halaman kampus atau di antara pohon-pohon jabon yang dulu saya sapa tiap pagi saat kuliah PPSD. Saya belum sempat meng-copy stok drama Korea dari Viyun, makan ayam goreng Suharti bersama Vona, naik bis trans Semarang sampai ke Penggaron, minum secangkir kopi di foodcourt Paragon, nonton bioskop, datang ke Semarang Hallyu Festival, makan soto sapi di warung depan kampus, pergi ke hutan bakau, masuk ke Lawang Sewu, dan bahkan saya belum sempat mengucapkan terimakasih dan betapa saya mencintai kalian semua.

Kalian adalah hal terbaik dari seluruh hal baik yang saya dapatkan di Semarang.

Terimakasih, sungguh.



Comments

Popular Posts