Surat yang Kesekian

Sebab aku angin, yang akan ada hanya jika kau merasa.
Sebab aku tanya, yang akan selalu ada sebelum kau sudi menjawabnya.

Hai, rei.
Apa kabar?
Sore ini sore kesembilan di bulan ramadhan. Bagaimana puasamu? Aku melewatkan puasa pertama hingga hari ini di Semarang, belum punya kesempatan untuk pulang. Tapi tak apa. Ada teman-temanku di sini dan semua hal jadi lebih menyenangkan. Kami biasa masak bersama di sore hari dan makan bersama-sama pula. Apa kau sedang di kos? Atau di rumah? Atau di tempat lain? Aku ingin sekali saja bisa mengucapkan selamat sahur atau berbuka puasa, tapi sampai sejauh ini keinginan semacam itu berhasil kutahan (lagipula aku sudah tidak menyimpan nomor ponselmu). Semoga ramadhanmu menyenangkan, kamu selalu sehat dan puasamu lancar.
Kau tahu, aku menulis ini sekitar pukul setengah tiga lewat, di salah satu ruang kelas yang sudah lama tidak kukunjungi. Tepatnya, aku sedang berada di tengah ujian akhir semester adik tingkatku, menulis menggunakan selembar sisa kertas jawaban. Lucu sekali, ya. Aku datang ke kampus siang ini dengan niat menemui dosen pembimbingku, tapi ternyata aku berakhir menjadi pengawas ujian karena sebagian besar dosen sedang mengikuti rapat di fakultas. Bayangkan. Aku mengawasi tiga kelas sekaligus.
Aku tahu aku tidak akan bisa berlagak menjadi seorang pengawas sungguhan karena mereka juga tahu aku adalah kakak tingkat. Aku memilih untuk duduk di salah satu kursi ujian yang kosong, dekat dengan jendela di mana aku bisa melihat dinding batu yang ditumbuhi rerumputan (kalau dilihat dari luar pasti aku terlihat seperti peserta ujian). Dinding batu itu melindungi lereng sebuah bukit di samping kampus yang sejak dulu ingin kudaki, tapi belum kesampaian. Akses untuk mendaki bukit itu ditambang tanahnya sehingga tidak ada lagi tangga tanah melingkar yang akan membawaku ke atas. Ditambah lagi teman-temanku mendengar dari warga sekitar bahwa bukit itu adalah sarang hantu sehingga mereka mencegahku naik ke sana.
Berada di sini, di tengah mahasiswa semester 2 yang belum genap setahun menjadi mahasiswa membuatku bernostalgia. Rasanya baru kemarin aku mengikuti masa orientasi mahasiswa baru, tahu-tahu sekarang skripsiku sudah selesai dan sudah lewat setahun yang lalu sejak  aku mengikuti kuliah terakhirku. Ruang kelas ini, dengan dinding warna krem yang catnya sudah mengelupas di sana-sini, kipas angin yang berisik, white board yang sudah agak rusak, meja dan kursi dosen yang sudah tua dan kaca jendela berdebu, adalah tempat yang menyimpan banyak kenanangan selama aku berada di dalamnya.
Kau tahu, aku tidak pernah bisa fokus terlalu lama pada dosen yang sedang menjelaskan meteri. Buku kuliahku lebih banyak dipenuhi coretan-coretan tulisan dibanding ringkasan materi kuliah. Karena itulah aku senang duduk di dekat jendela agar bisa melihat langit, rumput, orang-orang atau pepohonan dan aku tidak merasa bosan. Sebagian besar tulisanku untukmu kutulis sewaktu aku berada di kampus, duduk di kelas mengikuti kuliah yang tidak sepenuhnya kuikuti karena pikiranku melayang ke mana-mana.
Semuanya sudah lama sekali, bukan?
Aku tidak tahu apakah wajahku terlihat semuda mereka waktu aku masih semester 2, atau apakah sekarang wajahku terlihat semakin tua. Bagaimanapun juga sebentar lagi aku akan pergi dari sini, meninggalkan semuanya dan hanya membawa kenangan yang berharga.
Hujan baru saja turun, rei.
Akhir-akhir ini sore selalu saja mendung. Daun-daun kersen yang berserakan di halaman pada pagi hari menjadi basah dan aku malas menyapunya. Apakah di sana hujan? Itu pertanyaanku padamu yang sangat klise, tapi aku memang sering ingin menanyakannya.
Aku merindukanmu, rei.
Percakapan-percakapan kecil itu. Apa saja. Semuanya. Aku merindukannya.
Semoga kau baik-baik saja di sana.
Setidaknya itu cukup.
Yeah.
Klise sekali.

Semarang, 7 Juli 2014: 15.00’

(Saat ini ujian mata kuliah Pendidikan Keterampilan dan Kerajinan Tangan. Soal nomor 1 sulit sekali dan aku tidak bisa menjawabnya: tulis cara membuat topi ulang tahun dan rubrik penilaiannya. Ah. Waktu ujian sudah selesai. Aku harus mengumpulkan lembar jawaban. Sampai bertemu lagi, ya)

Comments

Popular Posts