Review K-Drama "Sky Castle"
taken from https://hot.detik.com/kpop/d-4412589/baru-tamat-sky-castle-cetak-rekor-rating-tertinggi-sepanjang-sejarah |
Jumlah episode : 20
Jaringan : JTBC
Tanggal tayang: 23 November 2018 - 1 Februari 2019
Seperti biasa, review abal-abal ini tidak akan membahas drama secara detil baik pemeran maupun alurnya karena kalian bisa dengan gampang mencarinya lewat google. Saya hanya akan mengatakan bahwa pada intinya, drama "Sky Castle" ini adalah salah satu a must watch drama menurut saya.
Awalnya saya nggak tertarik sama drama ini. Tapi seorang teman kos saya yang juga suka nonton drama, mendadak aktif promo Sky Castle di instastory dan status whatsapp. Sebagai penggemar drama, otomatis saya tergelitik buat nanya sama dia, "bagusnya apa sih?" Dia bilang drama ini seru dan menarik, temanya nggak terlalu umum: pendidikan. Sebenarnya banyak juga drama yang latar tempatnya di sekolah, tapi kebanyakan tetap titik beratnya ke romance atau pem-bully-an.
Akhirnya sebagai orang yang memang gampang terpengaruh, saya pun mengunduh beberapa episode Sky Castle lalu nonton di rumah (sama Abang tentunya, hahaha).
Ternyata benar! Drama ini nggak seperti tipikal drakor lain yang dikenal masyarakat umum: romantis, bikin baper, unyu-unyu.
Drama ini menceritakan tentang keluarga-keluarga elit yang terobsesi dengan pendidikan anak-anaknya. Saya memang pernah baca-baca sih, katanya kalau di Korea Selatan itu pendidikan adalah hal yang sangat penting dan diagung-agungkan. Maka orang pun berlomba-lomba masuk ke universitas terbaik biar gampang cari kerja dan dapat prestis tinggi. Kalau ibaratnya sih, orang yang nggak kuliah atau nggak masuk universitas bagus dianggap punya masa depan yang suram. Inilah salah satu penyebab kenapa bisnis tempat les di Korsel sangat besar, bahkan ada les daring juga dengan biaya yang tentunya nggak sedikit. Menurut informasi, bisnis les di sana juga harus legal, alias berizin dari pemerintah. Kalau ada tempat les tanpa izin, pelakunya bisa ditangkap polisi.
Salah satu gambaran tentang sistem pendidikan di Korsel bisa kalian tonton di sini atau di sini.
Nah, tekanan dari sistem edukasi di Korsel inilah yang menjiwai drama Sky Castle. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengurus pendidikan anaknya, tekanan untuk menjadi penerus keluarga, tuntutan untuk selalu mendapat nilai sempurna dan berhasil masuk universitas bergengsi, hingga usaha mencari pelatih ujian (yang sebenarnya ilegal tapi banyak dicari kalangan elit).
Episode demi episode akan selalu membuat penonton penasaran. Selain tentang sistem pendidikan yang banyak membebani siswa, drama ini juga dibumbui dengan masalah keluarga dan pergaulan remaja. Komedinya pun ada. Komplit lah pokoknya! (kecuali kalau kamu berharap adegan romantis a la a la drakor biasanya, nggak akan ada).
Saya suka semuanya tentang drama ini. Alur, totalitas akting pemeran, pesan moral, humor, sinematografi, soundtrack, semuanya bagus. Masing-masing tokoh pun punya karakter yang kuat, yang perubahannya logis dan nggak langsung drastis. Nggak heran deh kalau drama ini mendapat rekor tertinggi sepanjang sejarah tv kabel.
Menurut saya drama ini cocok banget ditonton oleh guru, orang tua, bahkan pelajar di seluruh dunia. Kita bisa melihat bagaimana akibat dari sistem pendidikan dan pola asuh orang tua kepada anak-anak. Terlalu banyak dan dalam pesannya kalau harus dibahas. Makanya, mendingan nonton sendiri, baru mungkin kamu akan mengerti!
Akhirnya, keseluruhan drama ini mungkin bisa saya simpulkan dengan satu pesan yang diucapkan salah satu tokohnya di episode terakhir.
"Kita memang tidak bisa mengubah sistem pendidikan di negara ini, tapi kita bisa memberikan kasih sayang sebanyak-banyaknya kepada anak kita."
Drama ini menceritakan tentang keluarga-keluarga elit yang terobsesi dengan pendidikan anak-anaknya. Saya memang pernah baca-baca sih, katanya kalau di Korea Selatan itu pendidikan adalah hal yang sangat penting dan diagung-agungkan. Maka orang pun berlomba-lomba masuk ke universitas terbaik biar gampang cari kerja dan dapat prestis tinggi. Kalau ibaratnya sih, orang yang nggak kuliah atau nggak masuk universitas bagus dianggap punya masa depan yang suram. Inilah salah satu penyebab kenapa bisnis tempat les di Korsel sangat besar, bahkan ada les daring juga dengan biaya yang tentunya nggak sedikit. Menurut informasi, bisnis les di sana juga harus legal, alias berizin dari pemerintah. Kalau ada tempat les tanpa izin, pelakunya bisa ditangkap polisi.
Salah satu gambaran tentang sistem pendidikan di Korsel bisa kalian tonton di sini atau di sini.
Nah, tekanan dari sistem edukasi di Korsel inilah yang menjiwai drama Sky Castle. Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam mengurus pendidikan anaknya, tekanan untuk menjadi penerus keluarga, tuntutan untuk selalu mendapat nilai sempurna dan berhasil masuk universitas bergengsi, hingga usaha mencari pelatih ujian (yang sebenarnya ilegal tapi banyak dicari kalangan elit).
Episode demi episode akan selalu membuat penonton penasaran. Selain tentang sistem pendidikan yang banyak membebani siswa, drama ini juga dibumbui dengan masalah keluarga dan pergaulan remaja. Komedinya pun ada. Komplit lah pokoknya! (kecuali kalau kamu berharap adegan romantis a la a la drakor biasanya, nggak akan ada).
Saya suka semuanya tentang drama ini. Alur, totalitas akting pemeran, pesan moral, humor, sinematografi, soundtrack, semuanya bagus. Masing-masing tokoh pun punya karakter yang kuat, yang perubahannya logis dan nggak langsung drastis. Nggak heran deh kalau drama ini mendapat rekor tertinggi sepanjang sejarah tv kabel.
Menurut saya drama ini cocok banget ditonton oleh guru, orang tua, bahkan pelajar di seluruh dunia. Kita bisa melihat bagaimana akibat dari sistem pendidikan dan pola asuh orang tua kepada anak-anak. Terlalu banyak dan dalam pesannya kalau harus dibahas. Makanya, mendingan nonton sendiri, baru mungkin kamu akan mengerti!
Akhirnya, keseluruhan drama ini mungkin bisa saya simpulkan dengan satu pesan yang diucapkan salah satu tokohnya di episode terakhir.
"Kita memang tidak bisa mengubah sistem pendidikan di negara ini, tapi kita bisa memberikan kasih sayang sebanyak-banyaknya kepada anak kita."
Comments
Post a Comment