Kereta Api


Jumat, 15 Februari 2013

Untuk pertama kalinya setelah 11 tahun, aku naik kereta api lagi.
Sendirian.
Ke Bandung.
Sebenarnya tidak ada sesuatu yang istimewa, hanya saja dalam beberapa kesempatan, aku tidak bisa ikut sewaktu keluargaku mengunjungi rumah Pamanku di Bandung. Jadi liburan kali ini, Ibu menyuruhku datang sendiri ke sana.
Lumayan deg-degan juga. Aku tidak pernah menginjak stasiun, apalagi kereta, dalam waktu 11 tahun ini. Syukurlah sistem perkereta-apian sekarang sudah lebih baik. Meskipun kelas ekonomi, setiap tiket sudah ada nomor kursinya masing-masing, jadi tidak akan ada cerita penumpang berdiri seperti kalau naik bis -__- Untuk masuk ke stasiun pun penumpang harus memeriksakan tiket dan kartu identitas kepada satpam, lalu tiket mendapat stempel.
Sekitar pukul 09.00, keretaku datang.
Duduk di dekat jendela, memandang ke luar (yang kebanyakan pemandangannya sama: langit, sawah, sungai, gunung) membuat perasaan jadi agak mellow. Hahaha. Maklum, aku selalu senang menghayati perasaan yang sekecil apapun, bahkan meski hanya ketika naik kereta. Ingatan jadi agak melayang ke masa silam. Aku naik kereta 11 tahun yang lalu, ke Bandung juga, untuk sebuah acara pernikahan saudara. Sejak itu, aku tidak pernah naik kereta lagi.
Ternyata, suasananya belum banyak berubah.
Meskipun ada larangan pedagang asongan naik ke dalam kereta, di setiap stasiun ada pedagang yang naik. Yang paling kuingat adalah penjual pecel di daerah stasiun Kroya. Waktu aku naik kereta dulu, Kakek membelikanku pecel itu. Penjualnya masih berpenampilan sama, membawa baskom di atas kepala mereka. Dan satu lagi yang khas dari pecel itu, ada bunga kecombrang, warnanya merah muda.
Sekitar pukul 16.00 kereta sampai di stasiun terakhir, Kiara Condong, Bandung.
Alkahmdulillah,,, Aku bisa melihat Bandung lagi, melihat keponakan-keponakanku yang lucu, dan tentunya naik kereta lagi.

Comments

Popular Posts